Dr. Sri Woro B. Harijono Dipilih Menjadi Presiden World Meteorological Organization untuk Kawasan Asia dan Pasifik Barat Daya
Indonesia kembali memperoleh pengakuan sekaligus kepercayaan masyarakat internasional di forum multilateral dengan terpilihnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Sri Woro Budiati Harijono, menjadi Presiden World Meteorological Organization (WMO) wilayah Asia dan Pasifik Barat Daya periode 2010-2014. Pemilihan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2010, di sela-sela pertemuan 15th Session of WMO Regional Association V (RA-V), di Bali tanggal 30 April-6 Mei 2010.
“Kepercayaan masyarakat internasional ini merupakan salah satu bukti pengakuan terhadap keberhasilan Indonesia dalam kiprahnya di WMO melalui partisipasi aktif Indonesia khususnya dalam keanggotaannya pada Executive Council (EC) WMO periode 2007-2011”, demikian dituturkan oleh Dr. Sri Woro sesaat setelah pemilihan Presiden RA-V. Dr. Sri Woro juga menjelaskan bahwa BMKG selama ini sangat aktif menjalin kerjasama internasional, bahkan saat ini sedang dijajagi proses pembentukan Pusat Pelatihan Regional bidang Hidrology (Regional Hydrological TrainingCenter) di Bandung.
Sementara itu, Wakil Tetap RI untuk PBB, World Trade Organization (WTO) dan Organisasi-organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani, yang dihubungi secara terpisah menjelaskan bahwa prestasi ini menjadi bukti keberhasilan diplomasi Indonesia di forum multilateral yang ditopang oleh koordinasi yang sangat baik antara BMKG, Kementerian Luar Negeri, dan PTRI Jenewa, yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan anggota-anggota WMO dan Sekretariat WMO yang berkedudukan di Jenewa. “Kepercayaan besar ini juga merupakan kelanjutan dari keberhasilan Indonesia sebelumnya, dimana Prof. Dr. Emil Salim telah terpilih menjadi anggota High Level Task Force of Global Framework for Climate Services (HLTF-GFCS) pada pertemuan Intergovernmental Meeting of WMO (IGM-WMO) di Jenewa pada bulan Januari 2010”, demikian ditambahkan oleh Dubes Djani.
Sebagai Presiden RA-V, Kepala BMKG secara ex-offico juga akan melanjutkan keanggotaannya pada EC WMO periode 2011-2015. Posisi ini sangat strategis, karena di dalam badan inilah seluruh rekomendasi Kongres WMO akan dijabarkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang secara operasional akan diimplementasikan oleh Sekjen WMO. Selain itu, Indonesia juga akan mengkoordinasikan berbagai bentuk kegiatan yang terkait dengan isu meteorologi, klimatologi, dan hidrologi di kawasan V (Asia dan Pasifik Barat Daya).
Keanggotaan WMO terbagi dalam 6 kawasan, di mana Indonesia saat ini menjadi Presiden kawasan V yang mencakup 22 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kepulauan Cook, Fiji, French Polynesia, Indonesia, Kiribati, Malaysia, Micronesia, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Niue, Papua New Guinea, Filipina, Samoa, Singapura, Kepulauan Solomon, Timor-Leste, Tonga, Inggris, Amerika Serikat, dan Vanuatu.
Jenewa, 4 Mei 2010