Utusan Khusus Presiden RI Tegaskan Pentingnya Kemitraan Strategis Global Untuk Capai MDGs

June 9, 2010 Economy, Development and Environment

“Krisis keuangan dan pangan global telah mengakibatkan semakin sulitnya negara-negara berkembang mencapai Millennium Development Goals (MDGs). Dalam kaitan ini, negara-negara maju dan berkembang perlu memformulasikan mekanisme kemitraan strategis global untuk mendukung upaya-upaya pencapaian MDGs.” Penegasan Utusan Khusus Presiden RI Bidang Millennium Development Goals (MDGs), Prof. Nila F. Moeloek, Ph.D, ini sekaligus merupakan konklusi pertemuan Panel Tingkat Tinggi dari the 49th Executive Session Trade and Development Board (TDB) United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) di Jenewa tanggal 9 Juni 2010.

Prof. Nila Moeloek juga menggarisbawahi bahwa MDGs merupakan tanggung jawab bersama masyarakat internasional dimana upaya-upaya pencapaiannya harus direalisasikan melalui komitmen bersama dan total dari seluruh elemen masyarakat pada tingkat nasional dan global.

Lebih lanjut Prof. Nila Moeloek menegaskan keseriusan Pemerintah dalam mendorong upaya-upaya pencapaian MDGs tidak saja di tanah air namun juga di tingkat kawasan. Pada tingkat nasional, MDGs telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional periode 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2009 dan 2010-2014, Strategi Pengentasan Kemiskinan Nasional dan Rencana Pembangunan Tahunan Nasional.

Pada tingkat kawasan Asia Pasifik, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia Pacific Special Ministerial Meeting (SMM) on MDGs, yang bertemakan “Run Up to 2015”, pada tanggal 3-4 Agustus 2010. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari Regional Ministerial Meeting on MDGs di Jakarta tahun 2005 yang melahirkan The Jakarta Declaration on MDGs.

“Keikutsertaan Utusan Khusus Presiden RI Bidang MDGs di dalam Panel Tingkat Tinggi UNCTAD TDB tidak saja menunjukkan posisi Pemri yang diperhitungkan dalam upaya-upaya pencapaian MDGs tingkat global, namun juga menampilkan komitmen kuat Indonesia selaku motor penggerak dan jembatan antara negara-negara maju dan berkembang untuk mempercepat pencapaian MDGs sesuai target waktu yang diharapkan pada tahun 2015” demikian digarisbawahi Kuasa Usaha Ad Interim/Deputi Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB, WTO, dan organisasi internasional lainnya di Jenewa, Dubes Desra Percaya.

“Penunjukan Ibu Nila Moeloek sebagai Utusan Khusus Presiden RI Bidang MDGs menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi dan andil besar dalam pencapaian MDGs”, demikian disampaikan Presiden TDB UNCTAD sebagai Ketua Sidang TDB 49th Executive Session. Di samping itu, Wakil Tetap/Duta Besar Kuba sebagai Ketua G-77 dan China Chapter Geneva dan Bangladesh selaku Ketua Kelompok Asia menegaskan dukungan mereka pada penyelenggaraan Asia Pacific SMM on MDGs di Jakarta bulan Agustus 2010.

Selain Utusan Khusus Presiden RI, Panel Tingkat Tinggi juga menghadirkan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan (Dr. Rob Davies), Sekretaris Jenderal UNCTAD (Dr. Supachai Panitchpakdi), dan wakil dari Direktur Jenderal International Labour Organization/ILO. Panel dihadiri oleh wakil dari 192 negara-negara anggota UNCTAD.

Pertemuan TDB UNCTAD Sesi Eksekutif ke-49 ditujukan untuk menyatukan pandangan negara-negara anggota UNCTAD mengenai upaya-upaya pencapaian MDGs. Hasil dari pertemuan berupa Chair’s Summary akan dilaporkan pada KTT PBB mengenai MDGs Review di New York bulan September 2010, dan Konferensi Tingkat Tinggi PBB IV mengenai Least Developed Countries (LDCs IV) di Istanbul awal tahun 2011.

 

Jenewa, 9 Juni 2010

 

MDG

Foto : Utusan Khusus Presiden RI, Prof. Nila F. Moeloek, Ph.D, selaku panelis sedang menyampaikan presentasi dalam Panel Tingkat Tinggi Sidang UNCTAD TDB Sesi Eksekutif ke-49 di Jenewa, 9 Juni 2010. Panelis lainnya yaitu Sekjen UNCTAD, Dr. Supachai Panitchpakdi, dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan, Dr. Rob Davies (dok. PTRI Jenewa).