Indonesia dorong negara-negara GNB dan OKI untuk bekerjasama Atasi ancaman virus MERS dan tantangan kesehatan global lainnya
Meskipun saat ini WHO belum menyatakan MERS CoV sebagai Public Health Emergency. Indonesia menilai ancaman Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS CoV) perlu ditanggulangi secara bersama oleh masyarakat internasional. Di dalam negeri, Indonesia mengambil berbagai langkah dalam rangka penanganan ancaman isu MERS CoV tersebut, antara lain dengan memperkuat kegiatan pemantauan/surveillance, mengedarkan berbagai informasi dan pengumuman kepada masyarakat luas dan petugas kesehatan di seluruh tingkat, memperkuat kesiapan laboratorium, serta meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar seluruh pemangku kepentingan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menkes RI, dalam kapasitasnya selaku Ketua para Menkes negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (Organization for Islamic Cooperation/OIC) pada saat menjadi pembicara tamu pada pertemuan para Dubes Negara-negara OKI di Jenewa, tanggal 21 Mei 2014. Pertemuan yang merupakan inisiatif Indonesia tersebut diselenggarakan dalam rangka memanfaatkan kehadiran para pejabat tinggi negara-negara OKI yang sedang menghadiri Sidang World Health Assembly ke-67 di Kantor PBB, Jenewa, sekaligus untuk melakukan tukar pikiran mengenai upaya kerjasama penanganan ancaman MERS Corona Virus.
Selanjutnya, Menkes RI telah mengharapkan agar seluruh negara anggota OKI dapat terus melakukan kerjasama dan koordinasi dalam rangka penanganan isu ini di masa mendatang. Beberapa Duta Besar OKI yang telah hadir pada acara ini antara lain adalah dari Tunisia, Palestina, Brunei, Thailand, Jordan, Malaysia, Iran, Libya, Bahrain, UAE, Turkey, Saudi, Russian, Afghanistan, Pakistan, dan Uganda.
Selain menjadi pembicara tamu pada acara OKI tersebut, Menkes RI juga telah menyampaikan pernyataan pada acara Pertemuan para Menkes negara-negara GNB tanggal 20 Mei 2014. Selain mengangkat isu MERS, beberapa isu lain yang diangkat oleh Menkes antara lain adalah isu keterkaitan iklim dengan kesehatan serta communicable diseases termasuk masalah polio. Pada akhir pertemuan tersebut, para Menkes GNB telah mengesahkan sebuah Deklarasi para Menkes Negara GNB, di mana Delegasi RI telah memasukan satu paragraf khusus mengenai perlunya seluruh negara GNB bekerjasama dalam mengatasi ancaman Polio sekaligus menjamin tersedianya affordable and efficient polio vaccine.
Menkes RI juga telah menjadi pembicara pada saat acara Technical Briefing on the International Health Regulation (IHR) tanggal 19 Mei 2014 bersama beberapa pembicara lainnya yaitu Dirjen WHO, Dr. Margaret Chan, Menkes AS, Menkes Oman, Menkes Liberia dan Wamenkes China. Pada pertemuan ini, Menkes telah menyampaikan berbagai capaian Indonesia dalam mengimplementasikan IHR sekaligus meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menangani ancaman terjadinya penyebaran penyakit secara global. Secara khusus disampaikan juga bahwa Indonesia telah memiliki Komisi Nasional Zoonosis yang terdiri dari berbagai instansi Pemerintah terkait dan merupakan focal point dari penanganan ancaman suatu pandemi.
Sidang World Health Assembly ke-67, yang saat ini sedang dihadiri Menkes RI serta para anggota Delegasi RI lainnya dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, serta Badan POM, berlangsung tanggal 19-24 Mei 2014. Sidang ini merupakan pertemuan tahunan negara-negara anggota World Health Organization (WHO) serta merupakan badan pengambilan keputusan tertinggi di dalam struktur organisasi WHO.
Jenewa, 21 Mei 2014
Menkes RI pada Pertemuan para Menkes negara-negara GNB tanggal 20 Mei 2014 (dok. PTRI Jenewa)
Menkes RI Menkes RI saat menjadi pembicara tamu pada pertemuan para Dubes Negara-negara OKI di Jenewa, tanggal 21 Mei 2014, dalam kapasitasnya selaku Ketua para Menkes negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (Organization for Islamic Cooperation/OIC) (dok. PTRI Jenewa)