Dubes / Watapri Jenewa: Perlu Kerja Keras dan Kerja Nyata untuk Mengisi Kemerdekaan RI

August 18, 2016 Special Events

Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Duta Besar Triyono Wibowo, menyampaikan kepada masyarakat Indonesia di Jenewa mengenai tiga persoalan besar yang masih harus dihadapi oleh bangsa dan pemerintah Indonesia untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 silam, yaitu kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial. Hal tersebut disampaikan melalui sambutannya pada peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI yang dilaksanakan di Perutusan Tetap RI di Jenewa pada tanggal 17 Agustus 2016.
Sebagaimana telah disorot oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di depan Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tanggal 16 Agustus 2016, Watapri Jenewa menekankan bahwa Indonesia memerlukan terobosan untuk mengatasi tiga persoalan besar tersebut.
Dengan memakai metode penghitungan Index Kemiskinan Multidimensi yang parameternya lebih realistis, pada tahun 2014, 80 juta penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan.
Terkait dengan tingkat pengangguran, meskipun terdapat penurunan angka pengangguran secara umum, terjadi peningkatan angka pengangguran pada penduduk Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mengalami penurunan, yaitu 7,45 juta pada bulan Februari tahun 2015 menjadi 7,02 juta pada bulan Februari tahun 2016. Namun demikian, angka pengangguran pada mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi meningkat menjadi 6,22%, dari sebelumnya sebesar dari 5,34%.
Mengenai tingkat kesenjangan sosial, dengan menyitir Rasio GINI yang menunjukkan terdapatnya peningkatan dari 30 pada tahun 2000, menjadi 41 pada tahun 2015, menempatkan posisi Indonesia sejajar dengan beberapa negara yang tergolong sebagai “least developed countries”. Data Bank Dunia juga menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia belum bisa dinikmati oleh seluruh.
Lebih lanjut, Watapri Jenewa menyampaikan bahwa masih terdapatnya tiga tantangan besar tersebut semakin mengingatkan bangsa dan Pemerintah Indonesia untuk tidak terlena bahwa kebesaran dan kejayaan sebuah negara atau bangsa tidaklah semata-mata ditentukan oleh karunia kekayaan alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar ataupun wilayah laut dan darat yang luas, melainkan oleh kerja keras dan kerja nyata dari seluruh komponen bangsa, untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah berusia 71 tahun ini.
Cuaca mendung dan gerimis yang melingkupi kota Jenewa sejak pagi tidak menghalangi kekhidmatan upacara peringatan HUT ke-71 RI tersebut, yang dihadiri oleh kurang lebih 200 warga masyarakat Indonesia yang bermukim di kota Jenewa-Swiss dan sekitarnya. Turut mewarnai kekhidmatan prosesi upacara Pendeta Ester Widiasih PhD, tokoh masyarakat Indonesia dari organisasi World Council of Churches, selaku pembaca teks proklamasi; serta putra-putri bangsa Indonesia selaku anggota pasukan pengibar bendera merah putih dan paduan suara lagu-lagu perjuangan.
 
Jenewa 2 - 17 Agustus 2016 Jenewa 1 - 17 Agustus 2016