CPOPC – UNCTAD Sepakati Riset Bersama Industri Sawit Dunia

October 2, 2017 Trade/WTO

Ditengah berbagai kritik dan gerakan anti sawit yang dimulai awal tahun 1980-an, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dan negara-negara produser minyak kelapa sawit saat ini, Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Mahendra Siregar menjajaki kerja sama dengan UNCTAD melalui pembahasan proposal riset bersama dalam mengangkat profil industri kelapa sawit para petani kecil.
Gagasan riset bersama itu akan dipusatkan pada aspek pembangunan dan perdagangan terkait dengan produktivitas petani kecil dalam industri kelapa sawit dunia.
Menurut Direktur Eksekutif CPOPC, penguatan produktivitas smallholders dalam konteks pencapaian tujuan-tujuan pembangunan agenda pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) merupakan salah satu kunci utama untuk memenuhi permintaan kelapa sawit di masa depan. Peningkatan konsumsi, investasi maupun ekspor kelapa sawit dalam bentuk output, pendapatan, nilai tambah dan penciptaan kesempatan kerja akan berkontribusi signifikan dalam perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pada tahun 2016, industri sawit berkontribusi pada penciptaan 4,2 juta tenaga langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung di Indonesia. Ekspor sawit Indonesia berkontribusi sebesar 12.3% total ekspor Indonesia.
Hal ini ditegaskan oleh Mahendra Siregar pada pertemuan courtesy dengan Sekretaris Jenderal the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Dr. Mukhisa Kituyi di Markas PBB di Jenewa pada akhir September 2017.
Difasilitasi PTRI Jenewa, Direktur Eksekutif CPOPC tengah menginisiasi langkah terobosan dengan menggandeng UNCTAD untuk mempromosikan isu kelapa sawit dari aspek pembangunan dan perdagangan dunia dalam konteks SDGs. Upaya penting tersebut disambut baik UNCTAD dengan menggelar pertemuan khusus membahas rencana kolaborasi penelitian bersama antara CPOPC dengan UNCTAD. Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib menyebut langkah tersebut sebagai upaya konkret diplomasi RI dalam berjuang memperoleh endorsement badan-badan PBB yang relevan mendukung pengembangan industri sawit dunia bagi kepentingan kehidupan para petani kecil yang tersebar di berbagai negara produsen sawit global.
Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penelitian terkait aspek perdagangan dan pembangunan minyak kelapa sawit, dengan memberikan fokus pada petani kecil. Disepakati bahwa selain desk research, juga akan dilakukan field research kepada seluruh multistakeholders terkait. Penelitian akan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, dengan bekerjasama berbagai pihak universitas, konsultan dan think-tank Indonesia sebagai partner lokal UNCTAD.
Secara umum, penelitian merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produktivitas petani kecil dalam skema yang terintegrasi untuk setiap tahapan dari penanaman, pengolahan, sampai pemasaran dan distribusi kelapa sawit dalam perdagangan global, secara berkelanjutan.
Secara spesifik, penelitian akan mengevaluasi keefektifan skema percontohan baru yang sedang dikembangkan oleh Indonesia, meningkatkan kehidupan para petani kecil, meningkatkan produktivitas untuk menjamin pasokan minyak kelapa sawit, dan memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kedua pihak setuju untuk melakukan brainstorming workshop untuk mengidentifikasi lebih lanjut kolaborasi tersebut dan framing kerja sama yang lebih konkrit. Pada kesempatan pertemuan tersebut, Mahendra Siregar mengundang UNCTAD untuk hadir pada pertemuan tingkat tinggi CPOPC pertama pada bulan November 2017 di Bali, yang diharapkan dapat diikuti oleh 9 wakil negara-negara penghasil minyak kelapa sawit dunia.
Selain menyediakan technical assistance, UNCTAD juga menjanjikan bahwa pembahasan isu minyak kelapa sawit ini dapat dibawa kepada proses intergovernmental sistem PBB, dengan menggunakan basis hasil penelitian kolaborasi UNCTAD-CPOPC. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai referensi para negara-negara penghasil minyak kelapa sawit lainnya.
*CPOPC merupakan organisasi yang membawahi produsen sawit terbesar dunia saat ini, yang bertujuan untuk menetapkan standar baru yang lebih maju untuk isu kelapa sawit. CPOPC memberikan platform bagi petani kecil, memberikan forum bagi LSM dan kalangan akademik untuk riset dan pengembangan, dan membuat counter campaign bagi kampanye negatif kelapa sawit. Saat ini CPOPC beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dan dapat proses merekrut 7 negara-negara produsen kelapa sawit lainnya.
 
 
201709 CPOPC 01
 
 
Keterangan Foto : Pertemuan Courtesy Eksekutif Direktur CPOPC, Mahendra Siregar dengan Sekretaris Jenderal UNCTAD, Dr. Mukhisa Kituyi di Markas PBB di Jenewa pada akhir September 2017 (dok. PTRI Jenewa)
 
201709 CPOPC 02
 
Keterangan Foto : Pertemuan delegasi kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif CPOC, Mahendra Siregar dan didampingi Deputi Wakil Tetap RI, Duta Besar Michael Tene, dengan tim teknis Special Unit on Commodites UNCTAD di Jenewa pada akhir September 2017 (dok. PTRI Jenewa)